Aneka Macam Kue Pisang Tradisi (Part 1)

Dahulu saya ingat betul Mbah saya yang berasal dari Jawa hampir selalu bikin kue nagasari yang sangat enak. Biasanya beliau jual dan biasanya buat khusus kalau ada cucu-cucunya datang. Masih lekat ingatan saya saat Mbah Darmi mengaduk tepung beras dengan pelan saat membuat nagasari. Nagasari di masak dengan kayu bakar. Dulu saya belum terpikir untuk belajar cara membuat nagasari. Namun, kini ada keinginan untuk membangunkan kembali kue khas keluarga yang menurut saya sangat enak. Bahkan entah karena kenangan masa kecil semua masakan selalu enak, atau memang bener enak saya juga tak tau. Tapi saya tau mana nagasari yang enak dan nagasari yang kurang. Nagasari Mbah lembut, lumer dimulut.

Kata ibuku, nagasari Mbah memang seenak itu. Tepung berasnya di buat sendiri dengan cara ditumbuk. Dulu, masih dipakai alat penumbuk dari kayu. Mungkin saja dari kue nagasari yang dibuat dengan cinta oleh Mbah, yang membuat saya pun akhirnya suka pisang. Sehingga, di rumah saya sering tersedia pisang, terutama pisang kepok dan pisang raja. Kue pisang adalah jenis cemilan yang sangat mudah di buat dan bahan baku yang mudah. Jadi sebagai ibu campuran antara ibu modern dan ibu klasik hehe, buat cemilan yang paling cepat yang berbahan pisang adalah jalan ninja saat rasa malas menghampiri. Contoh kue pisang yang paling mudah adalah pisang goreng.

Beberapa hari ini, aku mulai membuat cara lain selain pisang di goreng maupun dikukus, sekarang mulai berlatih bikin dengan daun pisang. Dan anak-anak saya paling suka juga kue dari pisang. Maka saya pun berlatih membuat kue khas Jogja, kue tetel pisang. Untuk resep nagasari masih dalam pencarian resep dari Mbah. Ha ha. Kita ulik resep tetel pisang dari yang bahan baku biasa, lalu mencoba yang berbahan baku premium. Hehe. Namun sepremium-premiumnya kue tetap saja masih terjangkau kalau kita bikin sendiri.

Resep Tetel Pisang Premium:

Bahan:

Pisang matang 15 buah
tepung beras: 250 gram
Tepung Maizena: 50
Kelapa parut sedang tua: 300 gram

santan kental: 700 m;
Gula merah serut: 250 gram
Gula pasir 2-3 sdm
Telur ayam: 3
Garam: 1/2 sdt
Daun pandan simpul
Daun pisang secukupnya layukan.

Cara membuat:

Larutkan gula: rebus santan dengan gula merah, gula pasir, garam, dan daun pandan. Aduk terus sampai gula larut. Dinginkan.

Haluskan pisang kasar atau potong kecil campur dengan kelapa parut

campurkan tepung dan telur, diaduk pakai whisk tangan agar lembut

Adonan harus kental mengalir seperti adonan kue lumpur. Siapkan daun pisang masukan 2 sdm lipat dengan lipatan daun pisang klasik.. Kukus selama 30-35 menit dengan api sedang. Jangan buka kukusan sebelum matang agar tidak kempes. Setelah matang diamkan 10 menit

Tips:

Kita bungkus sambil sholawat dan doa untuk keluarga. Kita niatkan selain menyajikan cemilan sehat, juga melanjutkan tradisi klasik ibu-ibu kita terdahulu.

Gunakan daun pisang muda yang dilayukan agar lentur dan memberi aroma harum.

tambahan telur dan maizena akan menambah lembut

pisang janga terlalu muda, gunakan pisang yang sudah matang agar terasa manisny.

Selamat Mencoba. Mari kita kembalikan cemilan tradisional yang kita buat dengan tangan kita yang penuh kasih.

Kita sulam kenangan, dengan waktu yang melambat, hati yang pulang, dan jiwa yang bahagia merayakan kesederhanaan dan kedamaian dari cemilan yang kita buat sendiri dengan tangan kita.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *