Dear Nak, maaf ya jika pernah merasa terganggu dengan lalu lalangnya tamu di rumah kita. Mungkin ada rasa malu saat kalian harus bertemu tamu-tamu Umi Ayah. Memang Umi ingin rumah kita menjadi rumah ramah tamu, dimana rumah kita di setting “tidak masalah menerima tamu kapan saja”. Bahkan umi rela tidak membeli sofa dimana sofa ini kalau kita butuh ruang tamu untuk lesehan makan menyingkirkan sofa berat tentu butuh usaha lebih. Oleh sebab itu kursi tamu kita adalah kursi bersejarah, peninggalan Mbah Buyut kalian. Kita rawat dan jaga ya. Rumah kita ini kedatangan tamu bukan sembarang tamu, mereka adalah Ibu-ibu yang Ummi fasilitasi untuk belajar ngaji dirumah. Hanya hari sabtu rumah tak ada tamu. Hampir setiap hari ada kelompok Ibu-ibu yang belajar tahsin dengan Ustadzah yang Ummi gandeng.
Kita latihan sabar dan luwes ya Nak, latihan berakhlaq di kehidupan nyata. Meski terkadang kalian ya berusaha untuk membawa diri dengan baik, dengan sopan, meski tak sempurna tapi Ummi hargai itu. Kadang kalian juga lepas kendali, Ummi maklumi. Itu karena kalian belum selesai belajarnya, kalian masih berproses menuju remaja dewasa. Tak apa-apa Nak. Kita sama-sama berproses. Ummi juga demikian, berlatih bicara sabar, bijak, dan lembut namun tetap tegas dengan kalian. Karena kalian laki-laki kalian perlu “ditegasi”.
Demikian surat Ummi tentang “rumah ramah tamu”. Hehe. Suatu hari kalian baca dan lanjutkan tradisi ini dikemudian hari.
Konsep Rumah ramah tamu ini tumbuh seiring kematangan usia, ada semacam panggilan jiwa bahwa sudah saatnya rumah bisa bermanfaat buat banyak orang. Leluhur kita juga sering mengatakan bahwa “tamu pembawa rejeki”. Dalam Islam sendiri menyambut tamu adalah bagian dari adab (akhlak) mulia. Ada hak-hak tamu, seperti memberi suguhan.
Prinsip Rumah Ramah Tamu:
- Menyiapkan hati dan niat. Niatkan rumah menjadi wadah silaturahim, menjalin hubungan yang banyak pelajaran hidup satu dan lainnya.
- Menyederhanakan isi rumah namun menenangkan. Rumah tak perlu megah dan mengkilap. Saya menyadari itu, terkadang rumah megah dan berkilap malah membuat jarak. Menenangkan disini mencakup kebersihan, pencahayaan alami, aroma rumah yang harum, dan tatanan sederhana dan teduh. Konsep rumah seperti ini bagi saya tak membuat jarak pada siapapun.
- Agar tak menjadi merepotkan saat ada tamu, maka sering-seringlah declutering barang sehingga barang tak menumpuk dan terkesan berantahkan.
- Menyiapkan minuman, cemilan atau makanan. Hingga jika sewaktu-waktu ada tamu sudah siap.
- Memisahkan ruang pribadi dan ruang sosial.
Jadi