Kebiasaan-kebiasaan Bertumbuh Ibu

Menjadi Ibu bijak dimulai dari memahami akar masalah, bukan cepat menyimpulkan.

Sebagai seorang Ibu di masa kini, banyak yang hal yang perlu kita rawat dan tumbuhkan dalam keluarga. Nila- dan tradisi lama yang sudah diwariskan turun-temurun dalam struktur sosial: keluarga, tetangga, dan masyarakat. Meskipun berperan sebagai Ibu Rumah Tangga, justru kita menjadi titik awal menghidupkan nilai, sopan santun, dan budaya kolektif. Betul sekali bahwa di era sekarang privasi perlu dijaga tapi tak pula lupa pada sosial. Ini penting sebagai tugas kita untuk menjembatani nilai-nilai komunal dalam masyarakat.

Karena kita hidup dalam masyarakat majemuk, baik online maupun offline perlu sekiranya berlatih diri menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baik yang berakar pada nilai-nilai yang bermakna dan sadar. Agar bukan kesehatan mental yang kita soroti namun bagaimana kita menyikapi dengan bijak melalui kebiasaan-kebiasaan bertumbuh. Kebiasaan ini aku latihkan pada diri sendiri dan aku tulis agar tak lupa.

Apa saja itu?

  1. Memulai hari dengan kebiasaan spiritual. “Karena hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang”. Saat pagi, usahakan kita sambut dengan sadar dan rencana baik, agar kita siap dengan rejeki yang datang, baik materi maupun ketenangan jiwa.
    Membiasakan sholat subuh awal waktu, berdzikir, atau membaca Al-QUr’an
    Meminum air putih hangat / air rempah / air alkali / air lemon. Menikmati pagi dengan rasa syukur sambil menghirup udara pagi.
    Menyapu halaman dan berkomunikasi pada tanaman dan bunga sambil menyirami.
  2. Menata rumah dengan jiwa, bukan sekedar rapi.
    Menjaga kerapian rumah dengan pelan, teratur dan tidak terburu-buru
    Menyusun ruang agar bernafas lega dan bersahabat bagi tamu maupun anak-anak.
    Mengutamakan keindahan alami dari bunga segar, cahaya matahari, dan aroma dapur
  3. Merawat dapur. Katanya, istana wanita itu berada di dapur.
    Membiasakan memasak dengan bahan alami dan cara yang sudah ditunjukkan leluhur: rebus, kukus, sangrai, atau ungkep.
    Membuat menu mingguan berdasarkan musim, dan bahan yang ada
    Menyediakan kudapan sehat warisan Ibu jaman dahulu: Rebusan, bubur, pisang kukus, ubi rambat kukus, dll.
    Belanja on Budget. Jika kita buat planning menu maka diusahakan tidak keluar jalur sehingga dapat menghemat budget.
  4. Menyempatkan diri untuk membaca dan belajar. Menyisihkan waktu 30 menit untuk membaca buku modern dan 30 menit untuk membaca kitab klasik, tafsir, dan hikmah-hikmah lama.
    Mencatat petuah di blog, membuat jurnal, atau menuliskan kembali resep dan cerita nenek.
  5. Berkebun. Bagi homemaker berkebun merupakan kewajiban, meskipun sedikit, diusahakan punya sayur atau tanaman oba keluarga (TOGA) dan tanaman yang menyesuaikan halaman rumah. Dengan berkebun kita sekalian bisa mengenalkan siklus alam pada anak.
    Merapikan tanaman dan mengecek kesehatan tanaman.
  6. Membiasakan punya kegiatan yang keibuan; membuat roti, merapikan bunga, menghias rumah dengan manis.
  7. Memiliki waktu sunyi, sekedar duduk sambil memandang bunga dan merenung sambil minum minuman yang menghangatkan tubuh. Bisa juga menulis, menyulam, atau membuat sabun dan kerajinan tangan.
  8. Mewariskan tradisi melalui keseharian. Seperti adab-adab dan akhlaq yang baik.
  9. Menjaga ritme harian, mingguan yang teratur. Seperti membaca surat yaasin, membaca Al-Qur’an setelah sholat, mengganti sprei, jalan kaki atau senam, minum juice serta belanja di pasar tradisional.
  10. Merayakan hal kecil dengan rasa syukur. Misal, sediakan waktu untuk membuat kue untuk sore dan ngeteh bersama keluarga. Atau saat malam, melihat bintang dan bulan bersama anak, sambil duduk diteras. Atau sekedar jalan kaki keliling kampung. Memperbanyak rasa syukur “Alhamdulillah” dan dzikir

Demikian latihan kebiasaanku ditahun 2025. Semoga menginspirasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *