
Saat bulan Haji (Dzulhijah) seperti sekarang ini, banyak sekali seruan untuk memuliakan bulan Dzulhijjah terutama di awal-awal bulan dari tanggal 1-9. Seruan saat ini melalui sosial media, beberapa juga seruan untuk banyak beramal. Harapnnya turun rahmat dan ampunan Allah SWT.
Sejak dahulu, seruan kebaikan ini berupa tradisi baik yang sejalan dengan ajaran Islam. Tentu hasil berdakwah para Ulama zaman dahulu. Tradisi yang dilakukan para Ibu Klasik zaman dahulu tentu saja masih relate dengan zaman sekarang. Diberbagai belahan Nusantara, bulan Dzulhijah adalah bulan kebersamaan. Hari raya yang disambut dengan setulus hati, menggerakkan keluarga untuk beramal. Yuk, dicek apakah tradisi di bawah ini masih dijumpai didaerahmu?
Tradisi-tradisi Daerah di Bulan Haji:
- Munggahan Haji. (Daerah Jawa) Banyak Calon Haji yang masih melakukan tradisi pamitan pada tetangga dan keluarga. Karena ini Ibadah yang cukup lama, saat ini masih sekitar 40 hari untuk Haji Reguler, jadi perlulah pamitan dan mohon do’a keselamatan dan meminta maaf selama bermuamalah sering khilaf.
- Menyambah Haji (Minangkabau), sebuah tradisi menyambut orang sepulang haji, sambil mencium tangan. Di daerah ini makanan khasnya lamang, tapai, dan rendang. Tak hanya di Minangkabau tradisi ini hampir merata di Indonesia, saat pulang Haji, tetangga silaturahim meminta doa sang haji.
- Sedekah, biasanya para tetangga akan membacakan do’a dan zikir. Para ibu dahulu akan menyulam taplak meja serta mengganti hiasan rumah dan juga membersihkan sumur sebagai sambutan bulan suci. Jadi, tak hanya saat Ramadhan dan Idul Fitri. Lebaran Idul Adha pun, para ibu hadir menyambut.
- Meugang (Aceh) Trdisi membagikan daging dan memasaknya. Ini juga tradisi umum di Indonesia. Masing-masing akan memasak khas daerahnya. Kalau di Jogjakarta biasanya dimasak tongseng, atau gulai. Kalau di Aceh dimasak kari, dendeng, maupun rendang.
- Tudung Manto (Gorontalo). Para perempuan akan membuat tudung manto-semacam penutup kepala yang dihiasi benang emas. Kue tradisional seperti karawo, bagea, dan kue balapis.
- Baca burdah dan ratib (Sumenep). Bapak-bapak dan ibu-ibu akan membaca burdah dan sholawatan. Makanan tradisi di Sumenep biasanya nasi jagung, ikan asin, sambal terasi, dan sayur santan daun kelor.
Amalan Utama untuk Keluarga di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah:
- Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) adalah puasa yang bisa menghapus dosa setahun lalu dan setahun akan datang.
- Puasa di hari-hari awal untuk memperbanyak amalan ibadah Dzulhijjah.
- Memperbanyak dzikir dan takbir. Mulai dari malam 1 Dzulhijjah hingga akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah)
- Do’a dan Istighfar sepanjang hari. Memperbanyak doa-doa pribadi, terutama setelah sholat dan menjelang berbuka puasa. Memohon ampunan untuk diri, anak-anak, suami, orangtua, dan umat Muslim.
- Berqurban bagi yang mampu. Bulan Dzulhijjah adalah bulan kepedulian sosial karena banyak sekali daging ayng dibagikan untuk masyarakat luas. Daging kurban adalah sukacita dalam ketaatan.
- Sholat dan ibadah sunnah, sholat fardhu di awal waktu lalu menambah shoalt sunnah rawatib muakad. Dan menambah sholat duha dan tahajjud.
- Para Ibu membacakan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail untuk anak-anak agar mereka mengetahui hikmah dibalik qurban.
- Membaca dan mengkhatamkan Qur’an. Kalau bisa juga menyetel Al-Quran sepanjang hari sebagai bentuk ibadah untuk menyambut Arafah. Karena di Arafah Allah akan turun.
- Bersedekah dan berbagi makanan. Untuk makanan tradisional ada berupa nasi berkat, bubur kacang hijau, atau kolak pisang. Diniatkan ibadah agar mendapat keberkahan hidup.
- Merapihkan rumah dan menyambut hari raya. Membersihkan rumah dan halaman, menyiapkan baju dan alat sholat untuk dipakai sholat ied.
- Saling bergotong royong memotong daging qurban dan memasaknya.
Beberapa do’a untuk dibaca saat Arafah dari rumah
”Ya Allah, jadikanlah anak-anakku penyejuk mata, pemilik hati yang lembut, penjaga waktu-waktu sholat, penyayang terhada sesama, dan kuat memikul amah hidup. Tanamkan dalam hatinya rasa takut dan cinta kepada-MU, sebagaimana Engkau menanamkan pada para wali-Mu terdahulu. Robbana Hablana min azwaajinaa wadzurriyatina qurrata a’yuniun waj’alnaa lil muttaqina imaamaa.
“Ya Allah, ampunilahdosa-dosaku Yang tampak dan tersembunyi. Ampuni pula khilafku dalm membesarkan anak-anakku. Dalam menyampaikan kebaikan, dan dalam menjaga rumah ini. Ampuni aku jika lalai menegenalkan cinta-Mu pada keluargaku” .
“Ya Allah, kuatkan pundak nya. Limpahkan berkah atas pekerjaan dan rezekinya. Jadikan ia imam yang lembut dan tegas. Selamatkan hatinya dari dunia yang membutakan. Kembalikan ia selalu pada jalanMu yang lurus.“
“Ya Allah panjangkan umur kedua orangtuaku, panjangkan umur mereka dalam kesehatan dan iman. Persatukan hati kami dalam kebaikan.“
“Ya Allah, lembutkan hatiku, kuatkan niatku, sembuhkan dan pulihkan lelahku, dan bahagiakan aku dengan cara yang Engkau Ridhoi. Jadikan ak perempuan yang berguna, sederhana, dan disayangi langit.“
Allahumma Aamiin…