Keterampilan Zaman Dahulu: Mampu Membuat Sendiri Makanannya

Menjadi ibu memang berat, karena tak sekedar mengemban tugas lahiriah, tapi juga perjalanan batin mengawal makna dan spiritual.

Pekan ini di rumah ada praktek bersama membuat tape dan ketan tape. Semoga jadi enak dan lembut. Terkadang uji coba itu bikin seru, ada harapan langsung berhasil, ada juga perasaan lega saat berproses membuat. Memang aneka jenis makanan yang aku sebut tadi makanan yang murah dan bisa di beli di pasar. Mudah di cari dan biasanya enak. Nah, kalau membuat belum tentu jadi dan bisa enak.

Lalu mengapa membuat kebutuhan rumah dari masakan sampai kebutuhan pembersih? Membuat itu mengayakan jiwa, selain sisi lebih higienis membuat makanan juga sebagai salah satu tanda cinta untuk keluarga. Yuk di bahas mengapa dijaman sekarang perlu tetap ada semangat tumbuh di banyak wanita untuk mampu membuat makanan mereka sendiri, bahkan menumbuhkan di halamana mereka sendiri. Bukan tetiba ada di meja makan dikarenakan ada yang ngantar (gojek) hehe. Berikut beberapa alasan mengapa seorang wanita memiliki keterampilan membuat sendiri makanannya:

  1. Menjaga kesehatan keluarga. Kita bisa memilih bahan yang segar, jenis makanan, pilihan bumbu yang alami, dan kebersihan dari bahan makanan serta tempat masak. Kita juga bertanggung jawab atas gizi keluarga.
  2. Menghidupkan tradisi dan rasa di rumah. Ada resep-resep keluarga yang kita hidupkan, ada rasa yang bisa anak ungkapkan kalau ibunya membuat sesuatu. Mereka belajar dari apa yang mereka liat
  3. Menanamkan nilai hidup lewat proses. Betul sekali kalau memasak atau membuat itu ribet, ga praktis. Namun ada pelajaran sabar buat diri kita dan anak. Anak bisa melihat bahwa kehidupan itu butuh kesabaran, perhatian, ketekunan, dan cinta.
  4. Melatih kecerdasan emosional kita, sang ibu. Memasak dan membuat sesuatu itu menenangkan, ada rasa kepuasan tersendiri, ada latihan tenang dan fokus.
  5. Lebih hemat dan bertanggung jawab. Memasak itu bisa membantu berhemat keuangan keluarga. Daripada membeli, saat ini cobalah membuat sendiri makanan, meski lama, dan lelah namun ada latihan prihatin untuk anak-anak. Mereka belajar mencintai masakan rumah. Mereka belajar tak melulu harus makanan enak padahal banyak MSG. Tapi cobalah menikmati makanan berbumbu yang tidak merusak tubuh. Dan garam yang tidak kebanyakan.
  6. Memasak mewariskan kenangan dan cinta, semoga anak-anak mengingat akan makanan ibunya, aroma rumah dan rasa.

Semangat ya kamu, iya kamu yang menuliskan ini. Semoga kita bisa berjuang membuat masakan keluarga. Jangan malas ataupun merasa lelah. Nikmati saja.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *