Menanam Daun Aromatik, Tradisi untuk Menjaga Rasa

Menanam daun aromatik bukan hanya tentang dapur, namun bagaimana tanaman ini mendidik jiwa ini agar sabar, lembut, dan memberi tanpa suara.

Dulu awal aku belajar membuat rendang, daun kunyit tidak aku sertakan. Waktu itu hanya berbekal cari di youtube, bagaimana membuat rendang, eh ternyata rendang banyak macamnya, ada rendang Jawa, ada rendang Melayu, rendang Sumatra, adapula rendang-rendangan, hehe. Kalau rendang-rendangan adalah masak rendang bukan dari daging, tapi dari jamur, jengkol, telor, ayam, dll hehe. Nah, kembali ke daun kunyit yang ternyata daun aromatik perlu dimasukkan ke dalam resep rendang Melayu untuk menambah cita rasa. Akhirnya baru tau setelah aku bercerita pada Mama’, dan beliau mengingatkan untuk menambahkan daun kunyit agar lebih nendang. Di lain waktu aku pun setiap lebaran selalu memasukkan daun kunyit di dalam masakan rendang daging.

Tak hanya itu setelah merasakan enaknya daun kunyit, aku pun menanam di halaman rumah belakang. Hingga saat ini, daun kunyit, daun pandan, daun kari, daun jeruk purut, daun salam, berdampingan rukun tumbuh penuh manfaat.

Sebenarnya banyak sekali daun yang perlu hadir di kebun kita karena manfaatnya sehari-hari dan beberapa sulit di jumpai di pasar tradisional. Jadi, alangkah mudahnya kalau kita tinggal petik dari halaman belakang rumah, sama seperti yang sudah dicontohkan Nenek-nenek dan Ibu-Ibu kita. Hari ini kita lanjutkan sebuah tradisi yang membutuhkan kesabaran namun menambah syukur. Daun-daun aromatik mengajarkan kita makna kehadiran yang tulus. Masakan kurang sedap tanpa dilengkapi dedaunan

Daun Aromatik yang perlu di tanam di kebun kita:

  1. Daun Salam. Salam ini adalah daun penuh keberkahan, dari namanya saja salam, jadi sebelum masak, kita perlu hadirkan salam sepenuh hati. Hampir semua jenis masakan membutuhkan kehadiran daun salam.
  2. Daun Jeruk Purut. Hampir semua masakan yang berbahan dasar bumbu merah memerlukan daun jeruk purut.
  3. Daun Kunyit. Dibutuhkan di masakan Gulai Minang, rendang, pepes, nasi kuning, dan kari.
  4. Daun Pandan. Lebih banyak digunakan untuk kudapan dan minuman.
  5. Daun Kemangi. Masakan aroma kari, gulai, mangut, dan kombinasi ayam suwir, tempe. Sesuai selera, kemangi sangat enak buat aneka masakan.
  6. Daun Lengkuas Muda. Digunakan untuk pepesan dan masakan khas Sunda.
  7. Daun Pegagan. Digunakan untuk urap, jamu, atau lalapan tradisional. Pegagan juga bisa untuk minuman. Pegagan bahkan bisa tumbuh liar di antara rumput.
  8. Daun Beluntas. Lalapan, urap, dan ramuan jamu
  9. Daun Kari. Masakan khas Aceh atau India-Melayu.
  10. Daun Ruku-ruku. Mirip kemangi namun aromanya lebih kuat. Digunakan untuk masakan Melayu-Riau dan Minang. Dimasak bersama ikan, bisa juga untuk teh atau jamu.
  11. Daun Sereh. Dipakai batangnya dan daunnya untuk rebusan atau kaldu.
  12. Daun Mengkudu Muda. Direbus dulu agar tidak terlalu pahit. Biasanya digunakan untuk sup ikan Bugis. Bisa juga untuk penambah darah dan pembersih racun.
  13. Daun Belimbing Wuluh muda. Digunakan untuk sayur asam tradisional.
  14. Daun Kedondong. Untuk sayur asam, rasanya asam sangat segar.
  15. Daun Katuk. Dulu saat selesai melahirkan, makanan sebulan aku makan daun katuk agar asi lancar. Hehe. Daun katuk campur kates muda, campur jagung, rebus selama sebulan. Memang terbukti melancarkan ASI. Masyaa Allaah.
  16. Daun Kenikir. Lebih cocok untuk sayur urap dan pecel
  17. Daun Poh-pohan. Diikutkan dalam lalapan yang wangi.
  18. Daun Kecombrang. Untuk sambal dan campuran sayur.
  19. Daun Kesum. Untuk bubur pedas. Aga susah menanam daun khas Kalimantan ini. Masih dicoba agar tak mudah layu.
  20. Daun Sirih. Untuk membersihkan diri. Tanaman yang tidak rewel namun dibutuhkan. Bahkan untuk membersihkan lendir batuk, sirih bisa diminum.

Ada lagi yang belum masuk list? Kita panjangkan listnya, agar pelan-pelan kita tanam. Dan memudahkan memasak aneka masakan.

Menanam daun aromatik butuh kesabaran. Bersabar menunggu setiap tanaman dengan waktunya. Tak terburu namun memberi makna. Untuk menjadi berguna dan wangi, ia mampu bertahan dengan tak mudah rapuh. Dengan wanginya yang selalu dirindukan tanpa perlu menyusahkan yang menanam.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *