Rahasia Gaya Hidup Tradisional

Bukan tentang masa lalu, tapi cara kita untuk tetap bijak di tengah dunia yang meletihkan.

Pernahkah kita berpikir atau sekedar merasa, bahwa kehidupan dengan arus globalisasi saat ini menyebabkan kita dan generasi muda makin jauh dari jati dirinya. Banyak adaptasi budaya yang hedonis dan FOMO (fear of missing out). Fakta bahwa ini terbentuk dengan kecepatan teknologi yang melibas akar budaya diri kita. Kehidupan dikendalikan dengan narasi yang di setel di social media. Bahkan sosial media juga menyumbang tingkat stress meningkat. Mulai pula muncul istilah burnout (kelelahan mental) berlanjut dengan semakin banyaknya fasilitas saat ini yang mendorong kita untuk konsumerisme yang menyebabkan menimbunnya sampah di rumah maupun sampah secara umum.

Banyak yang kemudian terjebak dengan pinjaman online agar mampu bertahan hidup. Tak ada lagi makna dan kebijaksanaan untuk mengontrol gaya hidup. Ini pula yang kemudian mulai muncul “arus perlawanan” untuk melestarikan makna kehidupan dari nenek moyang. Muncul istilah yang modern namun sebenarnya kembali kepada kehidupan yang lebih bermakna. Misalnya, gerakan minimalis, zero waste, thrift culture, old fashioned, semua dalam rangka memunculkan alternative prinsip kehidupan yang perlu dianut oleh generasi sekarang.

Ya, bukan sekedar gaya hidup, ini semacam perlawanan akan budaya yang mulai kehilangan identitasnya. Kita sibuk dengan kehidupan yang serba instan, karena waktu terasa cepat sekali. Sebenarnya prilaku manusia saat ini lah yang berubah. Dari yang berlomba lomba mencukupi kehidupan dengan materi dan jutaan informasi yang tersebar setiap detiknya yang bisa diakses hanya dengan sekali tap di HP.

Aku pun merasakan semua itu, oleh sebab itu muncullah IbuKlasik.com ini dalam rangka mendidik diri saya sendiri dan warisan narasi untuk sekedar ruang teduh saat kita terlupa. Khususnya untuk saya sendiri yang terkadang “lupa kompas”. Sehingga kembali ke gaya hidup tradisional adalah pilihan hidup untuk menemukan makna kembali akan rutinitas kehidupan.

Sedikit resep buat aku dan kamu yang mencoba menggali rahasia gaya hidup tradisional yang masih sangat relate dengan kehidupan sekarang.

  1. Makan sedikit tapi cukup. Bukan “makan sekenyang-kenyangnya” tapi “cukupkan saja”. Karena yang membuat kita sakit adalah karena makan yang berlebih. Kuncinya alami dan cukup.
  2. Bangun awal, tidur sebelum tengah malam. Kehidupan selaras dengan alam, selaras dengan ayam jantan berkokok. Tidur tak lewat pukul 9 malam. Tubuh istirahat, pikiran tenang karena tak terikat dengan layar HP.
  3. Banyak bergerak. Membereskan rumah, berjalan kaki ke pasar. Menyapu halaman. Meski kini tetap perlulah diseimbangkan dengan olahraga.
  4. Minum air matang, jamu, dan air rebusan daun.
  5. Menjahit, menenun, merajut, berkebun, dan memasak
  6. Tak banyak keinginan, tapi meningkatkan rasa syukur.
  7. Hidup lambat tapi penuh rasa. Orang dahulu mungkin tak kaya harta, namun kaya waktu, itulah kenapa mereka selalu hadir penuh untuk keluarga.

Kalaulah kita ingin hidup tenang hari ini, rahasinya mungkin bukan mencari yang baru, tapi kembali menelusuri jalan lama tirakat orangtua dahulu.

Mari kita buka lagi laci-laci kuno kehidupan, agar yang kuno tak dilupakan, agar dunia tak selalu meletihkan..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *