
Sedikit Cerita Perjalanan ke Skotlandia
Menginjakkan kaki di Edinburgh saat itu tiba tengah malam. Dari Inggris menuju Skotlandia menggunakan kereta. Cuaca ibukota skotlandia ini begitu dingin, karena secara geografis tempatnya dekat dengan dataran tinggi, ditambah saat tiba di Edinburgh kental sekali dengan aura spoky dari sebuah kastil tua dan gaya bangunan yang biasanya kita lihat di Film kolosal.
Secara skotlandia ini adalah kota epic yang dulu hanya bisa aku bayangkan. Tahun lalu, Allah perjalankan kami kesana, Alhamdulillah. Suamiku mengabarkan tujuan travelling kami selanjutnya Inggris, Skotlandia, dan Irlandia, bukan main bahagianya, hehe. Secara aku suka sekali Novel historical romance, hahaha. Sebuah novel yang mengayakan imajinasi era abad ke 17-18.
Banyak tradisi dan ilmu menghargai alam dari negeri highlander ini. Bagaimana mereka membuat obat-obatan dari kebun kecil mereka dan bagaimana cerita tata krama yang diselipkan di novel-novel para penulis Skotlandia
Tradisi Literasi sangat kental di Skotlandia, warisan kata adalah sangat berharga untuk di kenang. Sehingga saat kesana, aku serasa membuka lembaran novel tua, imajinasiku membangkitkan ku akan cerita pada novel Historical Romance. Tentang seorang Highlander yang gagah berani memperjuangkan dan mempertahankan martabat mereka dari penjajah. Berjalan di sepanjang jalan di mana aroma buku dan aura abad 15 perlahan hadir membuka diri, menampilkan diri secara perlahan, lembut dan misterius. Kota tua yang menumbuhkan cerita di setiap sudut.
Skotlandia terkenal dengan sebutan kota sastra. Banyak sekali buku atau novel terkenal yang lahir di kota ini. Salah satunya Harry Potter, sudut kota di mana JK Rolling seorang ibu sambil mengasuh anak, sambil menulis novel.

Menyelami ketenangan dalam kesunyian, bukan ibukota yang riuh, tapi kehidupan yang menyelaraskan diri pada alam dan kearifan masa lalu. Lagu-lagu tradisional masih di dendangkan di beberpa jalan.
Aku pun menyempatkan diri berhenti sambil mendengar alunan musik tradisional Scotlandia yang terkenal, bagpipe. Lagu yang dinyanyikan lagu penuh perenungan dari film Outlander. Serasa Jamie dan Claire ikut menyapa dalam benak, hehe. “Sing me a song for the Lass that is gone”… Begitulah awal pembuka lagu. Ada lagi lagu scotlandia yang sering aku dengar saat aku baru punya anak satu, “Will you go lassie”, awalnya juga kurang paham lagu negara mana, hanya nyaman sekali saat mendengarkan alunan musiknya. Serasa memeluk kedamaian rumah dan tanah tanpa penjajah.

WIlayah Loch Lomond yang paling legendaris dengan cerita turun temurun bahwa ada seekor binatang purba yang menunggu disana. Kepercayaan ini masih di yakini hingga sekarang. Namun, beberapa pendapat bahwa Loch Lomond ibarat sebuah tempat untuk kembali pulang meski dalam perantauan. Sunyi, tenang, dingin sekaligus hangat di jiwa. Saat beratnya beban dunia digital merenggut ketenangan kita, disini kita bisa menyapa kenangan akan kedamaian yang tersisih karena sibuknya kita dengan mengejar waktu.
Yuk, kita cek apa saja tradisi Skotlandia yang unik
- Minum Teh, meraciknya, lalu menyeduhnya adalah ritual yang dilakukan dengan sadar. Sambil duduk menghadap taman kecil, di kursi rotan dan duduk di pinggiran jendela. Bagi mereka, menyeduh teh merupakan momen di mana mereka mengambil jeda kehidupan, jeda rutinitas yang tak kunjung berhenti. Teh mengajarkan kita untuk menikmati “saat ini”, menikmati saat kita sedang berada di moment tersebut. Tentu saja ditemani biskuit yang mereka bikin sendiri.
- Merajut dan Menyulam. Dulu di SD aku masih diajarkan merajut dan menyulam. Namun sekolah sekarang sudah banyak yang tak ada pelajaran ini. Jika mengingat hal itu, meski ribet, tapi kegiatan ini mengajarkan anak kesabaran dan membuat pikiran lebih hadir, lebih sadar, lebih pelan menikmati waktu. Merajut adalah bentuk karya yang menghangatkan jiwa dan menenangkan.
- Menghormati musim dan alam dengan memanfaatkan tumbuhan liar menjadi rangkaian bunga, serta memasak dengan bahan saat musim tersebut. Merekapun menyambut musim dengan mendekor rumah mereka dengan tanaman khas masing-masing musim. Mereka membuat herbal untuk disimpan dan mewangikan lemari dengan tanaman lavender.
- Membuat Sup dan roti sendiri, sup yang terkenal adalah scotch broth. Ini melambangkan bentuk kasih sayang pada keluarga. Ada pula membuat roti khusus saat ada tetangga sedang bersedih tanda simpati tanpa banyak kata. Kalau di Indonesia, saat ada tetangga bersedih ada kita bawakan beras, gula, teh, dan kopi. Bagi mereka membuat dengan tangan mereka sendiri adalah memasukkan jiwa yang tidak akan ada di masakan cepat saji/ lagipula jaman dulu ga ada makanan cepat saji, hehe.
- Membaca dan menulis surat tangan. Perempuan Skotlandia terbiasa membaca puasi atau novel klasik, menyimpan jurnal dan menulis surat buat sahabat. Kalau era sekarang menulis tangan itu dijadikan semacam healing therapy
- Mengajarkan tata krama, dari yang menyapa tetangga tanpa sungkan, kesopanan dan tutur kata yang baik adalah merupakan tindakan kecil yang penuh perhatian, termasuk memberi bantuan dan mengucap terimakasih dengan tulus.
- Perayaan kecil dirumah, sederhana saja, merayakan hal kecil terkait panen kebun, membuat teh spesial saat hujan pertama di musim gugur, serta berkumpul sambil mendengar lagu tradisional skotlandia. Tradisi ini mereka jaga dan terus menerus mengajarkan ke putra putri mereka.
Tradisi yang menyatukan hati dan jiwa. Wajar saja, sampai sekarang Skotlandia adalah negara yang romantis untuk hal kekeluargaan.


Sebuah toko “Gift Shop” yang hadir dengan keunikan dan kehangatan para pengrajin Homemade. Tak ada kemewahan, tak ada penerangan yang berlebihan, atau luas toko yang menimbulkan hiruk pikuk. Toko yang tenang dan khusyuk. Masing-masing, antara penjual dan pembeli menemukan rasa syukur atas posisinya mereka saat itu. Tak butuh banyak untuk menjual, hanya bagaimana mereka bertahan dari rasa ingin tau para turis

Dialeg Scotland itu unik, sehingga ada translator khusus


