Tradisi Nge-teh dan Berkebun yang Perlu Dirawat

Ada kebiasaan lama dari para ibu terdahulu pelan-pelan aku sudah rawat dan hidupkan. Tradisi berkebun dan minum teh bersama orangtua dan para ibu. Sudah beberapa hari ini saya mencoba menyediakan waktu merawat bunga sambil berdo’a semoga istiqomah dan tanaman tumbuh subur. Kalau subur setidaknya bisa berbagi tanaman untuk wanita lainnya. Agar sama-sama bisa dinikmati. Sengaja di teras halaman belakang rumah saya sediakan meja dan kursi untuk bersantai di kala sore. Jika pas ada orang tua saya yang dari Kalimantan sedang berkunjung ke rumah kami, maka rutin sekali kami duduk-duduk sambil minum teh. Hal ini pun diikuti oleh seorang ibu yang kerja di rumah. Kali ini ia pun mencoba menambah tanaman bunga untuk dirumah.

Kalau saya pas jalan di luar negeri tradisi memetik bunga untuk diletakkan di meja cafe atau rumah masih dilakukan. Aku melihatnya serasa menambah energi kehidupan buat kita, rumah pun lebih terasa hangat.

Minum teh bersama dan berkebun, rasanya memang menenangkan dan bermakna. Sambil ngobrol apa saja. Biasanya sore hari kami bersantai atau di pagi hari. Cukup satu jam duduk tenang, sambil menikmati tanaman di halaman rumah. Kini rumah mulai aku tanami kembali tanaman bunga. Dulu aku berprinsip hanya menanam sayur dan tanaman yang bisa dimakan dan buat bahan tambahan pangan. Namun, makin kesini menikmati tanaman bunga sungguh menyenangkan. Beberapa kali aku menanam bunga gagal. Jadi entah berapa kali tanaman berganti. Tapi aku sepertinya belum menyerah. Hehe

Sambil mengumpulkan tekad untuk menyediakan waktu 30-1 jam merawat tanaman. Baik itu menambahi pupuk, memotong yang layu, mengganti pot, atau memberi vitamin tambahan. Semoga 2025 rumah sudah penuh bunga, dan aku pun bisa konsisten dan mahir. Rumah yang sepi dari tanaman bagiku kurang berjiwa. Jika ada tanaman berbunga tambah mengayakan jiwa.

Agar tak lupa aku tulis di blog IbuKlasik untuk resep agar bunga tumbuh subur. Bahan sangat mudah didapat dari dapur.

Resep Pupuk Alami agar Bunga Tumbuh Subur:

  1. 1 genggam kulit pisang (dipotong kecil)
  2. 1 sdm ampas kopi
  3. 1 sdm molase/gula merah
  4. 500 ml cucian beras pertama
  5. 1 lembar daun pepaya (optional)

Cara: Campurkan semua bahan dan diamkan 3-5 hari ditempat teduh agar terjadi fermentasi ringan. Saring dan siramke pangkal tanaman bunga seminggu sekali.

Jadi bisa kita buat di hari sabtu, agar hari jumat dan sabtu bisa dipakai untuk jadwal kerja bakti keluarga dan merawat tanaman.

Resep Penyubur Daun dan Tanaman agar Hijau:

  1. 1 genggam daun kelor atau daun lamtoro
  2. 1 sdm air kelapa tua
  3. 1 sdm EM4 atau 1/2 sdm ragi roti
  4. 1 liter air

Cara: Haluskan daun dengan sedikit air bisa diulek bisa diblender. Campurkan dengan air kelapa dan ragi/EM4. Tuang kedalam botol dan fermentasi 3 hari. Encerkan resep: 1:5 (air), semprotkan daun seminggu sekali.

Tips tambahan: letakkan pecahan genteng atau arang di dasar pot untuk menghindari akar busuk karena air yang menggenang. Bisa juga letakkan kerikil atau batu koral, atau sabut kelapa untuk menjaga kelembabapan. Potongan sterofom untuk sirkulasi bawah untuk pot gantung. Untuk tanaman sayuran bisa dimasukkan daun kering atau jerami untuk memperkaya tananh.

Sebelum dikasi media tanam, pot bisa ditutup kain kasa, karung goni, agar tanah tidak turun menyumbat celah batu.

Nge-Teh dan Resep khas Jawa Tradisional

Resep:

  1. 1 liter air
  2. 3 sdm teh kering
  3. 50-7- gula batu/singkong
  4. 2 lembar daun pandan
  5. 1 batang kayu manis
  6. 3 butuir cengkeh
  7. 1 cm jahe geprek.

Cara: Masak air bersama daun dan rempah, lalu masukkan ke dalam teh kering, diamkan 5-10 menit agar meresap.

Resep Teh Jawa Mix Buah

  1. 1 liter teh dari resep diatas
  2. 1/2 jeruk nipis, iris
  3. 1/4 buah nanas, potong kecil
  4. 5 butir anggur merah, belah dua
  5. 1/2 buah apel, potong dadu
  6. Madu secukupnya
  7. Duun mint segar (opsional)
  8. es batu (optional)

Cara: Campur semua, infuse 1-2 jam di kulkas. Jika cuaca mendung kaya di Jogja beberapa waktu terakhir ini bisa dipanaskan dan disajikan.

Ngeteh itu kesabaran, keheningan, dan rasa hangat yang mampu mengobati kita agar tetap waras.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *